Selasa, 01 Juni 2010

ANJING MONYET DAN KUCING

Kalau berprikemanusiaan plus perikehewanan
Waspada terhadap hewan peliharaan
Pendahuluan

Dua diantara ketiga nama hewan di atas lebih diingat orang sebagai makian dari pada bahaya yang mengintai yang dapat ditimbulkan olehketiga hewan yang sangat dekat bahkan terlalu dekat dengan manusia itu.

Siapapun akan marah apabila dirinya diumpat dengan “Anjing” atau kata lain yang sepadan, asu di Jepara, Kirik di Cirebon atau yang lain-lain. Demikian juga darah akan cepat merambah keubun-ubun mendengar kata “Monyet” diarahkan. Yang berbeda mungkin kucing, yang menurut kebiasaan masyarakat umumnya memppunyai nilai dan arti tersendiri.

Antara Kegemaran dan Kewaspadaan
Lain di mulut, lain dihati. Demikian juga dengan makhluk yang bernama anjing, di Sumatera Barat misalnya, hewan ini dapat menghipnotis pemiliknya -terutama penggemar berburu fanatik- sehingga tiba-tiba dapat dengan tega mengumpat istri tersayangnya karena alpa memberikan hidangan khusus atau tak sempat mengajak jalan-jalan pagi koleganya itu di pagi dan sore hari. Atau mereka lebih baik menahan lapar dari pada teman berkaki empat-nya kelaparan. Bahkan sang bapak yang sama sekali tidak pernah memandikan anaknya seumur dia bergelar ayah akan dengan sangat tekun dan teliti, sabar plus telaten dan penuh sukacita membersihkan setiap celah dan sela sampai cakar peliharaannya dengan bersih dengan sabun wangi yang boleh jadi hanya sekedar dikenal oleh istrinya, entahlah kalau anaknya. Yang lebih dari itu, mudah-mudahan tidak pernah terjadi.

Monyet dipiara orang bukan hanya sebagai peracik hiburan tetapi juga sekaligus merupakan sumber penghasilan. Di beberapa daerah sering ada pertunjukan Doger Monyet, anjing dan monyet yang menunjukan kelihaiannya menari-nari dengan iringan musik dog-dog-cer, dari rumah kerumah dipandu tuannya yang sekaligus merupakan manajer merangkap bendahara yang juga menjadi asisten pribadinya. Demikian juga banyak Monyet yang telah bersosialisasi sehingga dapat menghibur penggunaan lika-liku dan naik turun jalan di Lembah Anai di Ranah Minang. Kejadiian serupa terdapat juga di Bulak Indramayu dan Plangon Cirebon. Saudara-saudaranya banyak dimanfaatkan orang untuk memanjat ketinggian pohon kelapa untuk menghidupi ribuan kepala manusia.

Lagi-lagi kucing nasibnya berbeda. Sekalipun sering dijadikan mascot yang selalu dengan gagah dan dengan penuh keberanian menantang lawan, tetapi lebih banyak dikaitkan dengan nasib sial. Bila pengendara mobil yang sedang asyk tancap gas kemudian di depannya berlalu kucing akan menafsirkan sebagai gagalnya mencapai tujuan. Raja jalanan sekalipun akan menjadi sangat ketakutan begitu rodanya menggilas seekor kucing. Dan sekali lagi, maknanya sama, sial! Dalam mendapat kasih sayang manusia, kucing sendiri sebenarnya yang menimpa nasib sial. Dia tidak boleh iri mendapat perlakuan yang berbeda dengan dua tetangganya terdahulu yang dibelikan kalung pengikat yang tidak murah. Namun dalamkesialannya kucing menjadi menjadi lebih bebas berlalu lalang di dalam rumah sampai di tempat tidur sekalipun.

Terlepas dari mudahnya ketiga kolega menuai itu bersosialisasi, bahaya yang dapat ditimbulkan tetap mengintai dan tidak sedikit. Kucing dan anjing merupakan tempat suburnya bakteri yang merupakan biang kerok sulitnya seorang wanita mendapatkan keturunan itu langsung kesalahannya dituduhkan kepada pihak istri. Sekalipun pada kenyataannya, survey membuktikan bahwa 65 prosen kasus keluarga tanpa anak merupakan dampak dari kelemahan di pihak suami!

Prof. Woodruf dari inggris mengemukakan bahwa virus-virus anjing dapat menyebabkan penyakit serius dan infeksi mematikan seperti lever, paru-paru, penyakit otak melalui kulit dan virus tersebut akan tetap aktif selama 4 tahun sejak dikeluarkan anjing. Beliau sampai pada satu kesimpulan, “ Anjing peliharaan mendatangkanbahaya yang sangat luar biasa”.

Kucing juga merupakan induk semang sejati dalam siklus hidup protozoa toxoplasma yang dapat menyebar kejaringan otak manusia sehingga bisa menimbulkan kelumpuhan dan keterbelakangan pada anak-anak.

Bahaya Rabies
Demikian juga penularan rabies dapat terjangkit dari ketiganya. Rabies memang bukan penyakit yang sempat menghantui kehidupan manusia seperti AIDS akhir- akhir ini sekalipun kedahsyatannya mengantar kematian penderitanya lebih hebat. Bukan perlahan-lahan dan sangat halus serta lemah gemulai mencabut nyawa penuh sopan santun_permisi terlebih dahulu_seperti AIDS, tetapi langsug tancap gas! Menurut Shadily dkk, jarang sekali penderita sembuh dari rabies.

Lebih lanjut shadily dkk menggambarkan kesadisan virus rabies memancing nyawa yang tetap berusaha bertahan dan gejala klinisnya digambarkan dalam tiga fase :
a. Fase Pertama, menunjukan gejala sakit kepala, mata berkunang dan rasa panas atau dingin pada luka dan sepanjang syaraf yang diserang. Gangguan rangsang ringan dan peka, mengeluarkan air liur, air mata, keringat, sukar tidur dan depresi.
b. Fase kedua, gangguan rangsangan bertambah sering dan timbul cemas serta ketakutan. Leher kaku dan kejang-kejang ringan, ditambah kerutan pada tenggorokan yang disertai rasa nyeri dan kesukaran menelan dengan rasa tercekik setiap kali penderita ingin menelan makanan bahkan jika melihatnya sekalipun. Jika terjadi kejang tonik dan kesukaran bernafas, maka pada fase ini sudah bisa timbul kematian. Suhu badanbiasanya meningkat tinggi dan dalam jangka waktu satu atau dau hari penderita memasuki Tahap Ketiga.
c. Tahap Ketiga, terjadi kelumpuhan berat, kejang-kejang hilang dan koma, lalu meninggal dalam jangka waktu satu atau dua hari.
Dari ketiga gambaran yang gamblang diatasdapat diambil hikmah, bahwa betapa kejinya rabies dalam berusaha menggapai nyawa manusia. Namun demikian bukan tidak bisa diobati, pencegahan pada manusia yang telah digigit binatang yang terkena rabies dapat dilakukan dengan penyuntikan vaksin rabies, sekalipun relatif mahal biaya yang harus dikeluarkan.

Cara yang paling murah dan efektif adalah tentu saja pencegahan, sebelum ada korban dan ada yang harus dikorbankan yaitu dengan cara vaksinasi binatang peliharaan itu sendiri. Tentu saja hewan yang sehat sebab vaksin yang akan disuntikan pada dasarnya adalah bibit penyakit juga sekalipun telah dilemahkan. Kalau yang divaksin anjing sakit misalnya malah bisa tumbuh hal-hal yang tidak diharapkan.

Dengan vaksinasi hewan peliharaan maka sebenarnya bukan hanya melindungi dari virus rabies tetapi juga menghemat biaya ratusan ribu atau bahkan jutaan rupiah plus penderitaan dan pertaruhan nyawa bila hal yang tidak diinginkan terjadi. Sebab jangan dianggap bahwa anjing yang dapat bermain dengan akrab bersama anak-anak adalah aman-aman saja. Virus rabies terus mengintai, beterbangan diudara dan siap hingga. Mereka dapat bertahan hidup di tubuh sisa hewan ataupun manusia yang pernah jadi korbannya sekalipun telah dikubur puluhan tahun sampai seratus tahun lalu. Kecuali yang dibakar terlebih dahulu sebelum disemayamkan.

Hewan yang sudah terinfeksi rabies juga tidak selalu galak dalammenunjukkan gejala- gejalanya . bisa juga justrua makin akrab dan mudah diajak bercengkrama sebelum akhirnya membuktikan keganasannya. Itulah yang disebut silent rabies.

Penutup
Kalau kita sayang hewan peliharaan tentu harus lebih cinta kesehatan serta keselamatan kita dan keluarga manusia pada umumnya. Pengorbanan sedikit waktu dan dana untuk memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan dan hewan peliharaan, termasuk memvaksin rabies secara teratur serta menjaga jarak (terutama anak-anak) dengan mereka tanpa harus mengurangi rasa perikehewanan merupakan solusi terbaik.

PESAN SPONSOR======================================================

Banyak tawaran meraup penghasilan dari internet,
gratis awalnya tetapi ujung-ujungnya bayar juga karena memang
mereka jualan barang atau jasa.
Tetapi untuk yang satu ini benar-benar GRATIS, makanya saya gabung.
Silakan buktikan sendiri dengan mengklik :

http://www.tantangan50juta.com/?r=dinoto

========================================================TERIMAKASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar