Selasa, 01 Juni 2010

PEMALSUAN DEDAK HALUS DENGAN KAPUR

Perusahaan pakan ternak, terutama yang produksinya tidak bisa hanya mengan dalkan pada satu pemasok, bahkan tidak harus mendatangkan dari beberapa daerah untuk memenuhi kebutuhannya demi kelancaran prduksi.
Dibalik itu, untuk menjaga mutu kualitas ransum yang dihasilkannya, suatu perusahaan makanan ternak hanya akan menerima bahan baku yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Misalkan jagung, sebelum diputuskan untuk diterima maka dianalisa dulu kadar airnya, aflatokxyn, prosentase biji kroposdan biji matinya juga diperhitungkan. Dedak halus yang merupakan bahan baku yang kebutuhannya relatif tinggi, khususnya ransum unggas, sering berasal dari berbagai pemasok yang sudah tentu bervariasi kualitasnya, bukan tidak mungkin ada oknum pemasok yang ingi mengeruk keininan tinggi tanpa memperhitungkan akibatnya. Dengan demikian dedak halus pun harus dianalisa sebelum diterima, antara lain kadar airnya , bau, warna, kekasaran, kadar menir dan juga kemungkinan tercampurnya dengan benda lain seperti kapur yang biasanya sengaja dicampurkan sehingga secara fisik mutunya terlihat lebih baik. Bahan baku yang lain juga seharusnya tidak lepas dari pengawasan qualiti control sebelum diputuskan untuk diterima.

Pemalsuan Bahan Baku

Dengan tujuan tertentu, biasanya berkaitan dengan membaiknya harga, bahan baku sering dicampur dengan bahan lainnya. Misalnya tepung ikan yang harganya makin membaik dengan meningkatnya kadar protein, tidak sedikit yang mencoba mencampurinya dengan tepung darah ataupun tepung bulu yang kadar proteinnya lebih tinggi, masing-masing 80 dan 84 persen (Wahju,1985).
Perusahaan makanan ternak yang selalu memperhatikan kepentingan konsumennya tentu tetap waspada akan hal ini, sebab walaupun bahan kedua terakhir kadar proteinnya lebih tinggi tapi daya cerna proteinnya rendah, terutama untuk monogastrik . pembaca juga tentu sudah tahu bahwa urea kadar proteinnya tinggi, bila demikian kenapa tepung ikan untuk ransum unggas tidak digantikan dengan urea saja, sehingga tidak perlu impor tepung ikan dan harga per-Kgnya juga lebih murah yang berarti juga harga ransum lebih terjangkau. Kerancuan ini terjadi karena kadar protein yang didapatkan dari analisa proksimat adalah kadar protein kasar yaitu banyaknya kandungan nitrogen, bukan kadar protein yang dapat dicerna yang dapat dimanfaatkan oleh ternak.
Adanya oknum perusahaan pemasok tidak segan-segan mencampurkan atau menggantikannya dengan bahan lain untuk meningkatkan keuntungan seharusnya membuat pihak quality control semakin dan selalu waspada. Mereka tidak menyadari bahwa kepercayaan adalah keuntungan plus, keuntungan yang berpengaruh terhadap keuntungan lainnya.

Percampuran Dedak Halus Dan Kapur

Orang awam sering menganggap bahwa dedak halus yang warnanya keputihan kualitasnya sangat baik. Alasannya cukup dapat diterima, berwarna keputihan karena banyak mengandung menir.
Pendapat yang tidak selalu keliru tetapi sangat mudah dipahami ini banyak dimanfaatkan oknum tertentu untuk meraup keuntungan yang berlebihan, yaitu mencampuri dedak halus dengan kapur sehingga secara visual lebih bermutu.
Uji physik yang biasa dilakukan seperti texture, bau dan warna sering terkelabui oleh kelihaian sang oknum. Oleh karena pengujian harus lebih seksama.

Pengujian Sederhana
Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menguji adanya kapur dalam dedak halus dengan memasukkan sampel kedalam air. Diaduk dan kemudian dibiarkan mengendap, endapan yang dapat berwarna keputihan (biasanya menir) diletakkan dialas kertas atau tangan dan ditekan dengan jari. Apabila padatan itu mudah sekali tertekan dan hancur perlu dicurigai sebagai kapur.
Akan tetapi secara sederhana ini sulit mendeteksi apabila kapur yang dicampurkan benar-benar halus sehingga tidak meninggalkan butiran padatan. Namun sangat mudah dilaksanakan, tidak terbatas oleh tempat dan waktu.

Analisa Kimia
Dilaboratorium biasanya dilakukan pengujian kimiawi. Selain cepat juga akurat. Caranya sangat sederhana, yaitu dengan menetesi sampel dengan larutan asam klorida (HC1) 10%. Apabila timbul gelembung-gelembung busa maka positif tercampur kapur, sederhana bukan?


Penutup
Keteledoran yang menyebabkan lolosanya dedak halus bercampur kapur sehingga menjadikan bahan baku ransum akan menyebabkan ransum yang dibuat tidak sesuai dengan formula yang diharapkan atau bahkan bisa fatal bagi ternak yang mengonsumsinya.
Semoga bermanfaat***

PESAN SPONSOR======================================================

Banyak tawaran meraup penghasilan dari internet,
gratis awalnya tetapi ujung-ujungnya bayar juga karena memang
mereka jualan barang atau jasa.
Tetapi untuk yang satu ini benar-benar GRATIS, makanya saya gabung.
Silakan buktikan sendiri dengan mengklik :

http://www.tantangan50juta.com/?r=dinoto

========================================================TERIMAKASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar