Kamis, 27 Mei 2010

HP = HANJAKAL PISAN

Sungguh luar biasa perkembangan teknologi handphone sekaran ini. Teknologinya yang makin canggih dan lengkap dihadirkan dalam bentuk yang makin praktis dan manis dipandang. Sementara itu, daya beli penduduk Indonesia sangat bisa mengimbanginya.
Soal daya beli, ada yang meragukan karena berdasarkan hasil survey lembaga berwenang. Di banyak daerah, salah satu komponen IPM (Indeks Pembangunan Manusia) ini ternyata relatif rendah. Ironisnya di daerah tersebut sebagian besar masyarakat sudah berkomunikasi dengan HP dan tentu saja perlu pulsa yang tidak ssedikit.
Sekalipun harga alat komunikasi yang satu ini semakin murah menyentuh tanah, bahkan ada yang “gratis” sehingga hanya dengan membeli pulsa dapat HP. Namun tidak pernah ada penelitian resmi yang mencoba meneliti besarnya biaya ikutan yang didapatkan setelah memiliki handphone.
Biaya yang paling dekat adalah pembelian pulsa. Sekalipun ada operator seluler yang tidak memberikan batas waktu pemberlakuan kartu yang dijualnya, masih banyak yang membatasi sehingga jika tidak diisi ulang pada jangka waktu tertentu akan tidak berlaku lagi.
Untuk permasalahan di atas, mudah saja pemecahannya. Cukup dengan uang sedikit bisa dapat kartu perdana lagi. Biaya yang jauh lebih besar adalah pembelian pulsa yang dilakukan untuk berkomunikasi, baik SMS, MMS ataupun bicara serta keperluan lainnya seperti ber-internet-an.
Sekalipun besarnya biaya pembelian pulsa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan, setelah sekian kali isi ulang maka nominalnya bisa melebihi harga perangkat HP itu sendiri. Sesungguhnya kebutuhan pulsa sering tidak dapat menyesuaikan, baik kebutuhan ataupun keadaan isi saku sekalipun.
Sering dijumpai, masyarakat dengan ekonomi pas-pasan asyik-masyuk tenggelam dalam pembicaraan dengan perangkat canggih ini. Mungkin gratis, tetapi banyak waktu yangdimilikinya tersita untuk ngobrol berkepanjangan sehingga lupa bahwa ada keluarga yang mesti dihidupi. Keadaan tentu akan menjadi parah ketika untuk berkomunikasi itu diperlukan biaya tambahan.
Banyak orang yang selalu mengaku serba kurang dan harus kerja keras untuk sesuap nasi anak dan isteri, ternyata untuk memanggil anaknya yang hanya beberapa meter saja melalui SMS. Mungkin gratis, tetapi tidak akan selamanya gratis dan yng paling tidak gratis adalah bahwa orangtua itu telah mendidik anaknya untuk konsumtif. Disamping itu, tentu tidak ada operator seluler yang selamanya mau merugi. Promosi terus sampai bangkrut !
Tidak sedikit anak-anak menderita gizi buruk harus masuk ke rumah sakit dengan biaya dari pemerintah daerah setempat. Sementara ibunya selalu berhubungan baik dengan para tetangga menggunakan handphone. Mereka tidak mampu membelikan anaknya makanan bergizi karena sangat tidak tahan tidak unjuk gigi. Orangtua itu tidak sempat mencari bahan pangan bergizi buat anaknya tetapi banyak kesempatan menerima telepon dan menjawab SMS.
Budaya berkomunkasi dengan barang kecil ini sudah semakin merajalela. Berhubungan dengan sesama menjadi sangat mudah, sambil duduk, berdiri, berjalan, berlari sampai bermobil dan berkendaraan motor lainnya.
Biaya tidak sedikit harus dibayar akibat kebiasaan berkendara sambil ber-HP. Pencopetan perangkat komunikasi yang sedang digunakan sudah hal yang lumrah, termasuk relatif beruntung karena kerugiannya hanya seharga HP. Tidak sedikit mereka yang terjebak dalam keasyikan berkomunikasi dan mengalami kecelakaan.
Awal tahun 2009, seorang pelajar tewas di Indramayu setelah handphone-nya digasak pencopet. Tentu bukan karena kaget dan jantungan, tetapi gadis itu mengejar pencopet yang menkabret HP-nya. Kejar-kejaran terjadi di jalan sepanjang pinggir Sungai Cimanuk, dari jalan hotmix ke jalan berbatu dan bertanah. Ketika jalan menyempit maka penjambret menggunakan tendangan ampuh sehingga pengejarnya terpelanting. Masyarkat yang ada segera menolong korban, mengangkatnya dari sisi sungai. Alhamdulillah, siuman.
“Pak, mana teman saya ?” Sebuah pertanyaan yang membuat kaget semua keluarga besar yang sedang berkumpul.
Mayat seorang gadis itu terbujur kaku di sungai yang tidak mengalir lagi setelah semalam harus meregang nyawa dalam hampa. Tanpa teman dan saudara. Sebuah pengorbanan yang tidak sedikit sebagai dampak dari penggunaan teknologi yang tidak pada tempatnya.
Dua Orang Tewas Disambar Truk ! Judul suatu berita. Alhamdulillah salah. Isi berita mengingkari judul. Astagfirullah ! Justeru motornya yang menyambar truk. Pengendara berhelm itu terpecah perhatiannya, menjawab SMS dalam keadaan laju kendaraan yang kencang. Oleng dan menyambar truk yang ada di posisi tengah jalan.
Kemudahan berkomunikasi juga telah sedemikian mudah merasuk ke dalam keluarga. Suami tidak lagi harus tahu dengan siapa isterinya berkomunikasi, apalagi teman anak-anak dan pembicaraan diantara mereka. Keakraban seperti dulu seakan punah dengan adanya teknologi yang bukan hanya bisa menyambungkan tetapi juga menyembunyikan ini.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa banyak keluarga yang bisa berhubungan dengan sanak keluarga yang jauh di sana seakan menjadi sangat dekan cuma sedikit pulsa. Sahabat dan kawan lama atau yang tidak pernah dikenal sama sekalipun dengan mudah bisa mudah tersambung menjadi dekat dan bersaudara. Manfaat handphone sangat banyak dalam menjalin komunikasi lebih baik dan efektif.
Tetapi, banyak juga keluarga yang hancur berantakan setelah benda kecil ini menjadi bagian penting dari seisi rumah. Ketidaksalingtahuan komunikasi yang berlangsung telah mengubah makna SMS menjadi Sangat Mudah Selingkuh. Tidak sedikit pengaduan dari tetangga, “Suami Mu Selingkuh !” Banyak juga permintaan maaf dan penyesalan, “Sayang, Mamah Selingkuh.”
Tanpa perlu biaya pulsa tambahan, gambar mati dan bergerak pun dapat bertukar. MMS, Memperindah Makna Selingkuh. Fasilitas blue-tooth pun menjadi sarana pertukaran blue-film dan sebangsanya.
Mungkin tidak ada kerugian finansial sedikitpun bagi masyarakat kalau melihat di layar televisi, para anggota Dewan yang terhormat sedang asyik masyuk dalam tawa di ruang sidang. Bahkan ketika berlangsung acara pun, banyak yang masih tenggelam dalam komunikasi, bicara dan SMS.
Tetapi sesungguhnya, kerugian yang tidak tampak itulah yang sesungguhnya sangat besar. Produk gedung setengah telur itu merupakan acuan yang menentukan maju mundurnya bangsa ini. Bisa dibayangkan, kualitas produknya akan seperti apa kalau dihasilkan oleh mereka yang konsentrasinya terpecah belah seperti itu.
Pajak dan pendapatan lain yang digunakan untuk menggaji dan memenuhi berbagai fasilitas mereka sangatlah tidak seberapa dibandingkan dengan banyaknya biaya dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan berbagai produk aturan yang dihasilkan dengan setengah konsentrasi.
Tidak sedikit perilaku mereka dijadikan pijakan, menjadi alasan pembenaran perilaku berkomunikasi dengan HP yang tidak terkendali di masyarakat.
“Anggota Dewan saja begitu !”
Handphone memang sangat dibutuhkan, sangat banyak manfaatnya, tidak sedikit membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah. Operator seluler pun telah sangat kreatif bercipta, sesuatu yang tidak mungkin dapat dengan mudah menjadi mungkin. Semuanya membawa manusia ke kehidupan baru penuh kemudahan mencapai keindahan.
Satu hal yang harus dibatasi adalah mencegah agar budaya konsumerisme tercipta untuk kebutuhan yang satu ini dengan mengabaikan kebutuhan lain yang lebih pokok. Bukan semata-mata kebutuhan yang berkaitan dengan perut tetapi juga kebutuhan hidup yang utuh, bersama anak-anak dan keluarga. Keluarga besar bangsa Indonesia.
Jika hal ini terus berlangsung, maka bangsa ini hanya akan tenggelam dalam teknologi yang tidak pernah dipahami masyarakat dengan sebenarnya. Ketidaktahuan akan arti dan makna kehadirannya, akan membawa masyarakat Indonesia suatu saat dalam penyesalan mendalam. Penyesalan yang terlambat, teramat dalam, menyesal sekali, Hanjakal Pisan !

PESAN SPONSOR======================================================

Banyak tawaran meraup penghasilan dari internet,
gratis awalnya tetapi ujung-ujungnya bayar juga karena memang
mereka jualan barang atau jasa.
Tetapi untuk yang satu ini benar-benar GRATIS, makanya saya gabung.
Silakan buktikan sendiri dengan mengklik :

http://www.tantangan50juta.com/?r=dinoto

========================================================TERIMAKASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar