Kamis, 27 Mei 2010

SARJANA MEMBANGUN DESA (SMD) DEPARTEMEN PERTANIAN

LOWONGAN KERJA

DIBUTUHKAN RIBUAN ORANG
SARJANA PETERNAKAN,
DOKTER HEWAN,
DIPLOMA III ILMU-ILMU PETERNAKAN DAN
KEDOKTERAN HEWAN
UNTUK DITEMPATKAN DI DAERAH MASING-MASING.

HUBUNGI PERGURUAN TINGGI NEGERI TERDEKAT !


Dulu, tidak mungkin ada lowongan kerja seperti di atas. Sekarang, dengan adanya program Sarjana Membangun Desa (SMD), iklan lowongan kerja seperti di atas mungkin saja terpampang di media cetak atau bahkan situs pertemanan dunia maya sekalipun.
Program yang sudah berjalan 3 tahun ini memang bukan hanya membantu para lulusan Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan dalam mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya tetapi juga terbukti memberikan nilai tambah tersendiri bagi masyarakat peternak. Transfer teknologi berjalan reversible, pengetahuan teoritik dari kampus sampai kepada peternak dan sebaliknya pengalaman praktek menjadi bahan pelajaran berharga bagi SMD.
Sebuah pelajaran yang sangat berharga adalah pembelajaran jiwa enterpreunership yang dimiliki peternak. Keterbatasan ilmu, kesempatan belajar, pola pikir, pergaulan dan berbagai halangan lainnya tidak menyebabkan jiwa kewirausahaan masyarakat terhambat. Hal inilah yang dapat dipetik oleh seorang SMD yang pada beberapa sisi memiliki banyak kelebihan untuk tertantang menjadi lebih bisa mandiri.
Oleh karena itu, dengan dana bantuan dari Departemen Pertanian yang besarnya berkisar antara 70 juta sampai ratusan juta rupiah ini, diharapkan seorang SMD bukan hanya menghantar anggota kelompok ternak yang dibinanya maju dan mandiri tetapi yang lebih penting lagi adalah bahwa SMD yang bersangkutan dapat membina dan mengentaskan dirinya sendiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu bukanlah hal yang mudah, banyak kendala yang dihadapi, mulai dari diri SMD itu sendiri, lingkungan da berbagai factor lainnya. Bahkan, setelah program ini berjalan beberapa tahun, para nyamuk pers pun sudah mulai mengintainya sebagai sasaran gigitan.
Namun demikian, berbagai kendala itu sesungguhnya tidaklah terlalu perlu dirisaukan apabila semua pihak berpedoman pada ketentuan yang sama, yaitu Pedoman Pelaksanaan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) yang diterbitkan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Sebab buku kecil inilah kitab yang membeberkan keleluasaan dan sekaligus membatasi gerak orang-orang yang terlibat dalam program ini serta tanggungjawab dan hak masing-masing.
Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari pelaksanaan program SMD tiga tahun berjalan adalah sebagai berikut :
1. Panitia dan peserta, baca dan patuhi pedoman !
Mungkin ini adalah sesuatu yang sangat tidak patut terjadi dan bagi beberapa program hal semacam ini tidak perlu terjadi. Tetapi di program SMD, benar-benar terjadi.
Sebagai contoh adalah dalam hal penerimaan SMD, perguruan tinggi dan wilayah kerjanya sudah diatur dan jelas sekali tertera pada halaman 33-34 (untuk tahun 2009). IPB dalam hal ini membina wilayah DKI, Propinsi Banten dan beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat (Boogor, Bekasi, Cianjur, Cirebon, garut, Indramayu, Depok, Kuningan, Sukabumi dan Karawang). Sementara Unpad membina sebagian kabupaten/kota, yaitu Majalengka, Purwakarta, Subang, Sumedang, Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, Bandung Barat, Bandung Selatan, Bandung Utara, Cimahi dan Banjar.
Pada pendaftaran tahun SMD 2009, beberapa calon SMD dari Kabupaten Indramayu ngotot untuk mendaftar ke Unpad. Alasan yang utama adalah, sangat picik, “Saya alumni Unpad, kalau daftar ke IPB tidak akan diterima !” Alasan yang lain adalah bahwa dosennya pun menganjurkan agar mereka daftar ke Unpad, “Tidak masalah, sama saja !”
Karena saya selaku pembantu pimpinan tidak mau merekomendasi bagi yang daftar ke Unpad, mereka pun menempuh berbagai upaya, yang penting mendapatkan rekomendasi untuk daftar sesuai anjuran dosennya itu. Merekapun lolos untuk daftar SMD via almamater tercintanya.
Seleksi pun dilaksanakan, dari 4 (empat) orang calon SMD, salah satunya dinyatakan lulus. Sikap optimis terpancar di wajahnya, wajah merona penuh kegembiraan. Sementara 3 orang yang lain meratapi kegagalan dalam persaingan yang menimbulkan tanda tanya besar, “Mengapa saya gagal, padahal semua pertanyaan saya jawab dengan benar !”
Tetapi, keceriaan itupun pada akhirnya harus berakhir pedih. Calon yang lulus dari seleksi di Unpad itu dinyatakan tidak layak oleh tim dari IPB. IPB melakukan seleksi hanya terhadap calon yang diusulkan Unpad ini, yang 3 lagi tidak, karena berkasnya pun hanya sampai di Unpad.
Ketika keputusan kelulusan sudah dipastikan, tim IPB dipimpin oleh Dekan Fakultas Peternakan berkunjung ke Kabupaten Indramayu untuk suatu kegiatan. Beliau terkesan sekali dengan kelompok sapi potong di Desa Cikawung Kecamatan Terisi, bukan hanya perkandangan dan potensi hijauan yang sudah siap tetapi juga pengalaman nyata dan jiwa kewirausahaan ketua kelompok akan sangat berarti dalam mengantar kemandirian SMD. Pola pikir peternak pun akan sangat berarti jika dilengkapi dengan keilmuan teoritik dari SMD. Kebetulan sekali salah satu kelompok ternak yang dikunjungi adalah calon binaan calon SMD yang gagal.
Tentu hal ini tidak perlu terjadi jika calon SMD itu mendaftarkan dirinya ke PTN yang memang menjadi pembinanya. Bukan gagal di tengah jalan, diseleksi oleh pihak yang tidak berwenang menyeleksinya !
Oleh karena itu, kepada calon SMD, jangan segan-segan untuk daftar ke lain almamater. Asal sesuai dengan aturan yang berlaku. Bagi alumni PTN/S lain, jangan takut daftar ke IPB, kata seorang teman, “IPB itu perguruan tinggi nasional yang didirikan seorang nasionalis bernama Soekarno. Oleh karena itu, pola pikirnya pun nasional, bukan terkotak-kotak dalam kedaerahan dan kesukuan !”
Banyak ketentuan lain yang dapat dipetik menjadi pedoman dan juga pengetahuan tambahan yang dapat menjadi bekal dalam seleksi SMD yang dilakukan PTN Pembina terurai panjang lebar di buku kecil itu. Oleh karena itu, kuasai isinya sebelum memutuskan melamar menjadi SMD !
Sebagai catatan, bagi yang ingin mendapatkan Petunjuk Pelaksanaan SMD Tahun 2009 bisa kirim e-mail ke dinoto.indramayu@gmail.com.

2. Kenali diri dan kelompok ternak binaan
Tidak dapat dipungkiri, sekalipun calon SMD adalah orang asli yang sedaerah dengan kelompok ternak yang akan dibinanya sering sekali keduanya tidak saling mengenal secara dekat. Berbagai perbedaan dan jarak tempat tinggal menyebabkan keduanya menjadi pihak yang berbeda satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan terhadap kelompok yang akan dibina. Pendekatan formal sedapat mungkin dihindarkan, kecuali terpaksa. Memahami berbagai faktor yang berhubungan dengan menjadi sangat penting. Bahkan sekedar mengetahui keanggotaan kelompok tetapi juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kelompok itu sendiri.
Sebelum mengenal orang lain, tentu yang paling penting adalah seorang calon SMD dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik. Mulai dari tingkat kemampuan, pengetahuan sampai soal minat berwirausaha dan komoditi yang disenanginya. Persoalan jenis ternak misalnya, jangan dianggap sepele, jika minatnya condong ke budidaya itik maka jangan sekali-sekali mengubah pikiran untuk membina kelompok ternak sapi dengan asumsi dana yang diterima 2 kali lipat lebih banyak ataupun alasan lainnya.
Jadilah calon SMD yang sudah mengenali diri dan kelompok ternaknya sebelum orang lain menanyakan tentang hubungan keduanya. Calon SMD dan kelompok ternak harus satu bahasa dan kesepahaman, karena tim seleksi bukan hanya menyeleksi calon SMD tetapi juga memverifikasi ke lapangan bertemu dengan kelompok ternak dan masyarakat sekitarnya.

3. Bersikaplah wajar-wajar saja
Dalam menghadapi tim seleksi, banyak upaya dilakukan untuk menjadi lebih unggul dibandingkan peserta lain. Boleh saja, tetapi jangan berlebihan. Dalam wawancara, selalu hindarkan bahwa calon mempunyai kesan jelek terhadap pihak lain, misalnya terhadap birokrasi, teman yang lain, apalagi kelompok ternak yang akan dibinanya.
Dalam menerima tim verifikasi pun jangan terlalu berlebihan sekalipun memang sudah melekat di masyarakat untuk menghormati tamu bak raja. Bahkan jangan kaget jika mereka tidak mau dijamu, apalagi diberi amplop (tentu berisi uang) untuk bekal pulang !
Penerimaan yang berlebihan hanya akan menambah kecurigaan akan banyaknya factor X yang disembunyikan. Hargailah mereka sewajarnya, sebagai tamu yang sudah dibekali semua kebutuhannya oleh Departemen Pertanian yang mengutusnya.

4. Persiapkan diri dengan baik
Bekal teoritis tentu sudah banyak diperoleh dari kampus, bahkan praktek dalam bentuk yang terbatas pun sudah sering dilakukan. Pelajari kembali bagian-bagian yang berhubungan dengan komotitas ternak yang akan dipelihara kelpompok ternak binaan. Beberapa pengetahuan tambahan, pasca panen dan pengolahan limbah tentu akan sangat berarti. Jangan lupa bahwa pengetahuan tambahan yang diperoleh dari kelompok ternak akan sangat berarti dalam menambah wawasan.

5. Jaga hubungan baik dengan birokrasi
Birokrasi selalu dianalogkan dengan kata menyulitkan. Sekalipun mungkin memang senyatanya demikian, calon SMD harus menerima keadaan ini dengan lapang dada. “Itulah birokrasi !” Memang sesungguhnya,birokrasi tidaklah mempersulit tetapi menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Namun sikap birokrat ini tidaklah selalu dapat diterima, apalagi oleh mereka yang biasa aktif mengurus kegiatan kampus yang tanpa harus bertele-tele bisa langsung terlaksana sesuai proposal dan harapan.
Hubungan dinas yang membidangi peternakan harus baik sejak seorang calon SMD memutuskan untu melamar program ini. Sebuah rekomendasi dari pihak birokrasi diperlukan waktu melamar dan akan menjadi pertimbangan utama terpilihnya seorang calon SMD.
Mungkin ada pengalaman SMD yang sudah terpilih tanpa adanya rekomendasi dari birokrasi, mungkin ada, tetapi janganlah hal tersebut ditiru. Jika perbuatan melanggar aturan ini dilaksanakan maka birokrasi bisa lakukan skak-ster, mengirim surat ke panitia dan Departemen Pertanian tentang pelanggaran yang dilakukan calon SMD. Akibatnya, cuma satu, paling banter, gagal.
Hubungan pun harus tetap baik setelah semua dana cair dan program yang dilaksanakan berjalan. Laporan bulanan dan triwulanan menjadi kewajiban SMD untuk membuat dan melaporkannya. Kinerja seorang SMD dan kelompoknya tidak bisa dihindarkan dari kesaksian brokrasi yang membinanya.

Selain ke-lima hal tersebut di atas, program yang sangat baik ini ternyata di lapangan menuai beberapa opini yang harus disikapi secara arif, diantaranya :
1. SMD adalah program PKS
Tidak dipungkiri kalau dua periode kepemimpinan SBY diwarnai dengan hadirnya Menteri Pertanian yang selalu dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Mungkin juga erat kaitannya dengan asal PTN mereka berasal, IPB. Jika menterinya berasal dari PKS maka bukan rahasia kalau semua jajaran eselon I dan dua di bawahnya berasal dari partai yang sama, sekalipun cuma simpatisan. Oleh karena itu, program-programnya pun tidak akan jauh dari program partai, memberdayakan partai !
Anggapan di atas bukanlah sebuah opini yang benar, oleh karena itu calon SMD harus mengenyahkan anggapan itu jauh-jauh. Apalagi kalau sampai pada kalimat, “Gampang jadi SMD asal dapat rekomendasi dari Ketua PKS kabupaten/kota. “
Seorang calon SMD harus berpikiran luas. SMD adalah program pemerintah yang harus diperebutkan secara professional, hanya yang memiliki berbagai keunggulanlah yang dapat meraihnya.

2. Dosen menjadikan SMD pekerja
Beredar kabar tak sedap yang berhembus bahwa para penyeleksi menjanjikan kepada seseorang untuk lulus menjadi SMD asalkan nantinya modal yang diperoleh digunakan untuk usaha yang dikehendaki oleh penyeleksi. Toch, honor SMD selama setahun saja sudah cukup besar, Rp. 15.000.000,- an.
Jangan pedulikan opini buruk itu, kalaupun hal itu memang terjadi, maka beranilah untuk menolak sekalipun resikonya tidak diluluskan.
Jangan takut pada ancaman karena jika penyeleksi melakukan pelanggaran seperti itu, ketegasan dari calon SMD akan jauh lebih menakutkan mereka. Misalnya melaporkan perilaku tak terpuji itu kepada Departemen Pertanian.
Berjalanlah di atas rel yang sudah ditentukan, kreativitas memang diperlukan tetapi bukan dengan cara menjalankan kereta api di atas jalanan berhotmik atau melayarkannya ke lautan ataupun menerbangkannya ke udara bebas .
Jika saja tahun ini direncanakan 6.000 orang SMD akan diberdayakan oleh Departemen pertanian maka peluang ini bukan hanya menjadi tantangan bagi alumi Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan tetapi juga berdampak luas bagi pemerataan kesejahteraan masyarakat petani ternak serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari grass-root yang selama ini sangat kecil kontribusinya. Selain itu, Tim Seleksi dari setiap PTN yang diberi kepercayaan pun harus memposisikan diri sebagai professional dalam menjalankan tugasnya, lepas dari keinginan dan berbagai kepentingan sesaat yang sering menyesatkan.

PESAN SPONSOR======================================================

Banyak tawaran meraup penghasilan dari internet,
gratis awalnya tetapi ujung-ujungnya bayar juga karena memang
mereka jualan barang atau jasa.
Tetapi untuk yang satu ini benar-benar GRATIS, makanya saya gabung.
Silakan buktikan sendiri dengan mengklik :

http://www.tantangan50juta.com/?r=dinoto

========================================================TERIMAKASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar